Pada masa penjajahan Belanda, di salah satu daerah selatan Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan bahkan menakutkan warga setempat dengan ditemukannya seekor kuda milik Reserse Belanda yang mati di atas tanah sawah milik seorang warga. Karena takut akan hukuman, warga tersebut melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui tanahnya lagi. Hal ini diikuti oleh warga lainnya. Tanah yang telah dilepas inipun akhirnya diakui oleh penduduk desa lain. Akibat dari tidak memiliki tanah persawahan lagi, warga setempat akhirnya memilih menjadi pengrajin keramik untuk mainan dan perabot dapur hingga kini. Daerah itulah yang kita kenal dengan nama Kasongan hingga hari ini. Sebuah desa di Padukuhan Kajen yang terletak di pegunungan rendah bertanah gamping. Berjarak 15-20 menit berkendara dari pusat kota Jogjakarta.
Di kasongan ini akan banyak sekali ditemukan kerjainan tembikar atau kerajinan dari tanah liat, baik yang kecil atau besar, banyak sekali wisatawan dari mancanegara yang menuju ke tempat ini untuki berbelanja disini, membeli oleh-oleh sebagai souvenir. Salah satu produksi yang paling terkenal dari tempat ini adalah patung tanah liat sepasang pengantin yang disebut Loro Blonyo, banyak yang menganggap bahwa dengan meletakkan patung uini dirumah, akan melanggengkan kehidupan pernikahan.
Sentra industri ini sempat hancur saat gempa, tapi sekarang, akibat gempa, ragam dagangan yang ada disini menjadi tidak hanya kerajinan tembikar, tetapi juga kerajinan dari kayu dan batu alam.
Head Office : Kiyaran, Sumberagung, Jetis, Bantul, Yogyakarta - Indonesia
Ph. 085743310169